Selalu saja ada alasan kenapa artikelnya terlambat tayang, padahal acaranya sudah berlangsung seminggu lebih kemarin. Iya jadi idealnya, tulisan ini tuh dilaporkan segera waktu itu, tapi … Berhubung saya dihadapkan pada berbagai kesibukan *uhuk! Jadinya yaaa … telat!
Alasannya kali ini, saya sibuk mengurusi persiapan pembukaan outlet snack dan layanan PPOB – baca: Sahlan Stationery & PPOB.
Ok .. Jadi kemarin-kemarin saya pernah Memfasilitasi Acara Internet Sehat di TBM Cingcin Membaca Bareng Smartfren. Awalnya, Kang Latief – ketua RTIK kota Bandung menghubungi saya dan membicarakan agenda event internet sehat ini.
Pengelolanya cukup dekat dengan saya – karena kami memiliki riwayat pernah terus-menerus berkegiatan sosial kemasyarakatan lewat program PerpuSeru – beberapa tahun yang lewat.
Saat kemarin saya coba menghubungkan niat baik Smartfren ke pihak Cingcin Membaca – terbilang lancar, Alhamdulillah. Kami semua sepakat menggelar acara internet sehat pada Kamis, 7 Desember 2017 pukul 9 pagi hingga menjelang dhuhur.
Ada yang menarik, saat itu yang menjadi pembicara tentang Internet Sehat adalah Seno Pramuadji – kenal cukup lama dan terakhir ketemu di acara Kelas Blogger Jakarta. Makanya saat saya Memfasilitasi Acara Internet Sehat di TBM Cingcin Membaca Bareng Smartfren ini saya anggap saja sebagai ajang reuni.

Dalam pemaparannya, Mas Seno menjelaskan banyak hal dan karena peserta adalah kaum perempuan alias ibu-ibu – kemarin pun Seno terjun langsung saat sesi praktek bagaimana cara sederhana guna memantau aktifitas anak-anak kita bersama gawainya.
Termasuk menjelaskan perihal mengenal berita hoax, perbedaan portal berita dan web opini. Bisa ditarik kesimpulan bahwa sebagai pengguna internet, siapa saja supaya sadar kalau media sosial adalah ranah publik – apa yang kita ungkapkan akan dibaca banyak orang.
“Ibaratnya, seperti ngomong di pasar lewat pengeras suara,” tegas Seno dihadapan 50-an orang yang mayoritasnya ibu-ibu.
“Jangan mengumbar data pribadi di media sosial,” tambah Seno.
Saat hendak menambah teman di media sosial, penggunanya supaya pandai-pandai memilih pertemanan. Pasalnya, berinteraksi di media sosial itu tidak ubahnya dengan di dunia nyata.
“Ada orang baik dan orang jahat di media sosial, dan biasanya sekali kita menayangkan sesuatu di sana, sulit untuk ditarik kembali. Maka kita supaya berhati-hati,” ungkap Seno.
Usai memberikan paparan soal Internet Sehat, ternyata Seno tidak bisa berlama-lama. Dia harus mengejar jadwal kereta api arah pulang ke Jakarta yang sudah di-booking-nya.
Namun yang jelas, saya cukup puas sudah dapat mempertemukan antara Smartfren dengan TBM Cingcin Membaca ini. Dengan adanya pertemuan ini, saya pun membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi pengelola untuk menjabarkan kiprahnya selama ini.
Dan saya rasa, Mas Seno cukup banyak mendapatkan insight tentang gerak atau langkah-langkah yang sudah diambil oleh TBM tersebut terutama dalam hal sosial kemasyarakatan khususnya dunia literasi.
